Sejarah perkembangan raksasa industri produk kaca

(1) Retak adalah cacat paling umum pada botol kaca. Retakannya sangat halus, dan beberapa hanya dapat ditemukan pada cahaya yang dipantulkan. Bagian yang sering terjadi adalah mulut botol, leher botol dan bahu botol, serta badan dan dasar botol yang sering retak.

(2) Ketebalan tidak merata Hal ini mengacu pada distribusi kaca yang tidak merata pada botol kaca. Hal ini terutama disebabkan oleh suhu tetesan kaca yang tidak merata. Bagian bersuhu tinggi memiliki viskositas rendah, dan tekanan tiupan tidak mencukupi, sehingga mudah ditiup tipis-tipis, mengakibatkan distribusi material tidak merata; bagian suhu rendah memiliki ketahanan tinggi dan lebih tebal. Suhu cetakan tidak merata. Kaca pada sisi bersuhu tinggi mendingin secara perlahan dan mudah ditiup tipis-tipis. Sisi bersuhu rendah dihembuskan tebal karena kaca mendingin dengan cepat.

(3) Deformasi Suhu tetesan dan suhu kerja terlalu tinggi. Botol yang dikeluarkan dari cetakan pembentuk belum terbentuk sempurna dan sering roboh dan berubah bentuk. Terkadang bagian bawah botol masih empuk dan akan tercetak bekas ban berjalan sehingga membuat bagian bawah botol tidak rata.

(4) Suhu tetesan yang tidak lengkap terlalu rendah atau cetakan terlalu dingin, yang akan menyebabkan mulut, bahu dan bagian lain tidak tertiup secara sempurna, mengakibatkan celah, bahu cekung dan pola tidak jelas.

(5) Titik dingin Daerah yang tidak rata pada permukaan kaca disebut titik dingin. Alasan utama terjadinya cacat ini adalah suhu model yang terlalu dingin, yang sering terjadi saat memulai produksi atau menghentikan mesin untuk produksi ulang.

(6) Tonjolan Cacat pada garis jahitan botol kaca yang menonjol atau tepi mulut yang menonjol ke luar. Hal ini disebabkan oleh pembuatan komponen model yang salah atau pemasangan yang tidak tepat. Jika model rusak, terdapat kotoran pada permukaan jahitan, inti atas terlambat terangkat dan material kaca jatuh ke dalam cetakan utama sebelum masuk pada posisinya, sebagian kaca akan terdesak atau tertiup keluar dari celah.

(7) Kerutan bentuknya bermacam-macam, ada yang berupa lipatan, dan ada pula yang merupakan kerutan yang sangat halus dalam bentuk lembaran. Penyebab utama terjadinya kerutan adalah karena tetesannya terlalu dingin, tetesannya terlalu panjang, dan tetesannya tidak jatuh di tengah cetakan utama tetapi menempel pada dinding rongga cetakan.

(8) Cacat permukaan Permukaan botol kasar dan tidak rata, terutama karena permukaan rongga cetakan yang kasar. Minyak pelumas yang kotor pada cetakan atau sikat yang kotor juga akan menurunkan kualitas permukaan botol.

(9) Gelembung Gelembung yang dihasilkan selama proses pembentukan seringkali berupa beberapa gelembung besar atau beberapa gelembung kecil yang terkonsentrasi bersama, berbeda dengan gelembung kecil yang tersebar merata di dalam kaca itu sendiri.

(10) Bekas gunting Tanda yang terlihat jelas tertinggal pada botol karena pencukuran yang buruk. Setetes bahan sering kali memiliki dua bekas gunting. Tanda gunting atas tertinggal di bawah, mempengaruhi penampilan. Bekas gunting bagian bawah tertinggal di mulut botol, yang sering menjadi sumber retakan.

(11) Infusibles: Bahan non-kaca yang terkandung dalam kaca disebut infusibles.

1. Misalnya, silika yang tidak meleleh diubah menjadi silika putih setelah melewati clarifier.

2. Batu bata tahan api dalam bentuk batch atau cullet, seperti batu bata fireclay dan batu bata Al2O3 tinggi.

3. Bahan baku mengandung kontaminan yang dapat diinfuskan, seperti FeCr2O4.

4. Bahan tahan api di dalam tungku selama peleburan, seperti terkelupas dan erosi.

5. Devitrifikasi kaca.

6. Erosi dan jatuhnya batu bata elektroform AZS.

(12) Tali: Ketidakhomogenan kaca.

1. Tempat yang sama, namun perbedaan komposisinya besar, menyebabkan adanya rusuk pada komposisi kaca.

2. Tidak hanya suhunya yang tidak merata; kaca didinginkan dengan cepat dan tidak merata hingga suhu pengoperasian, mencampurkan kaca panas dan dingin, mempengaruhi permukaan produksi.


Waktu posting: 26 November 2024